Ya! Kepala BRI mengatakan risiko pada kuartal II tahun ini tinggi

Uncategorized17 Dilihat


Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso memperkirakan risiko kredit pada kuartal II-2024 akan tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang moderat.

Hal ini didasarkan pada matriks pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikembangkan oleh tim BRI. “Dalam mengelola risiko yang bersumber dari global dan domestik, kita harus mampu melakukan pemodelan,” ujarnya, Kamis (25 April 2024).

Oleh karena itu, hingga Juni 2024, BRI akan menyalurkan pinjaman secara moderat. Rekomendasi untuk portofolio pinjaman BRI juga akan diperketat selama tiga bulan ke depan.

Sunarso mengatakan profil risiko akan melemah saat kita memasuki kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi masih moderat.

Ia juga meminta perbankan untuk lebih rutin melakukan hal ini. tes stres secara berkala. Selain itu, industri perlu menjaga rasio cadangan untuk mengurangi risiko penurunan aset dan mencari dana dengan jangka waktu jangka panjang.

Sunarso mengatakan, kondisi perekonomian saat ini diliputi ketidakpastian global. Faktor geopolitik mempengaruhi harga minyak, energi dan pangan. Selain itu, situasi dalam negeri juga masih terkait dengan ketersediaan pangan sehingga berdampak pada inflasi.

“Dan ini yang paling dekat dari segi risiko perlombaan untuk mendapatkan likuiditas. Dan ini pasti akan mengarah harga tinggi dari luar biaya dana (cost of fund), dan ini akan mempengaruhi kualitas kredit dan sebagainya,” jelasnya.

Oleh karena itu, dia menilai perbankan perlu membentuk divisi pusat krisis perbankan yang bersifat sementara. “Menjalankan dan menguji stress test ini, simulasi ini tidak lagi mingguan, tapi harian,” ujarnya.

Sunarso menambahkan, dalam situasi yang sangat mendesak, stress test sebaiknya dilakukan setiap beberapa jam sekali. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi pasar yang sangat fluktuatif.

Baca Juga  Perjalanan BRI masih panjang untuk melindungi Hits Bank Rakyat

“Dan begitulah cara menjalankan bank, karena bank sangat berisiko dan sangat diatur. Jadi kalau bagi manajemen bank, ini kemauan menganalisis dana, melakukan pemodelan, dan jangka waktu pemodelan, semakin banyak krisis yang kita lakukan, semakin sering kita melakukan hal tersebut. tes stres,” Dia berkata.

Seperti diketahui, Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%. Hal itu dilakukan setelah menahan BI rate selama 5 bulan terakhir.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan itu diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupee.

Rupiah melemah 0,34% menjadi Rp 16.205 per dolar AS, demikian lapor Refinitiv pada pukul 09:19 WIB hari ini (25 April 2024). Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan harga pembukaan yakni Rp 16.180 per dolar AS.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) turun tipis 0,08% menjadi 105,77.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel berikutnya

Investor, bersiaplah! Pimpinan BRI melaporkan kebocoran dividen yang besar

(mx/mx)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *