Selasa, 15 Agustus 2023 – 11:16 WIB
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar US$396,3 miliar. Angka itu tercatat turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir kuartal I-2023 sebesar US$403,2 miliar.
Baca Juga :
Rupiah Loyo Terus Lawan Dolar AS, Bank Indonesia Ungkap Penyebabnya
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 1,4 persen secara year on year (yoy), melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,9 persen yoy.
“Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal II-2023 tercatat sebesar US$396,3 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir kuartal I-2023 sebesar US$403,2 miliar,” kata Erwin dalam keterangan resmi, Selasa, 15 Agustus 2023.
Baca Juga :
Rupiah Pagi Ini Melemah ke Rp 15.356 per Dolar AS
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono.
Erwin mengatakan, kontraksi pertumbuhan ULN tersebut terutama bersumber dari penurunan ULN sektor swasta. Adapun untuk ULN Pemerintah juga tercatat menurun dibandingkan dengan kuartal lalu. Posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal II-2023 tercatat sebesar US$192,5 miliar. Angka itu turun dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar US$194,0 miliar, atau secara tahunan tumbuh 2,8 persen yoy.
Baca Juga :
Bos BI Wanti-wanti Masyarakat Tak FOMO dan Pansos saat Investasi
“Penurunan posisi ULN pemerintah secara triwulanan disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan global bond yang jatuh tempo. Sementara itu, penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik meningkat seiring dengan sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga,” jelas dia.
Erwin melanjutkan, untuk ULN swasta juga menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Posisi ULN swasta pada akhir kuartal II-2023 tercatat sebesar US$194,4 miliar. Angka itu turun dibandingkan dengan posisi pada kuartal sebelumnya sebesar US$199,7 miliar.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, secara tahunan ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan 5,6 persen yoy, atau lebih dalam dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 3,0 persen yoy.
Quoted From Many Source