Tarik dana asing ke RI, BI luncurkan alat SVBI dan SUVBI

Uncategorized163 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) telah merilis instrumen baru untuk menarik aliran modal asing (inflows) yaitu Penerbitan Surat Berharga Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Bank Indonesia Valas Asing (SUVBI).

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan hal tersebut usai rapat Dewan Gubernur (RDG) dalam jumpa pers, Kamis (19/10/2023).

“Penerbitan Surat Berharga Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter yang pro pasar untuk melakukan pendalaman pasar uang dan mendukung upaya menarik arus masuk portofolio dengan mengoptimalkan aset surat berharga valas yang dimiliki Bank Indonesia , pada intinya, kata Perry.

Jangka waktu instrumen yaitu SVBI ini adalah 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan. Dalam hal ini SUBI adalah 1,3 dan 6 bulan. Penerapannya akan dimulai pada 17 November 2023. SUVBI dan SVBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan juga dengan bukan penduduk.

“Suku bunga juga akan menjadi mekanisme pasar sehingga menarik pasar. Sehingga bisa merangsang capital inflow,” kata Perry.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan Suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate (BI7DRRR) dinaikkan menjadi 6%. Suku bunga deposito juga meningkat menjadi 5,25% dan suku bunga kredit menjadi 6,75%.

“Kenaikan ini dimaksudkan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupee terhadap dampak meningkatnya ketidakpastian global dan juga merupakan langkah proaktif dan berwawasan ke depan untuk memitigasi dampaknya terhadap impor inflasi untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 3.0. ±1% pada tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024,” jelasnya.

BI juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupee melalui intervensi pasar valas pada transaksi spot, transaksi domestic non-deliverable forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Baca Juga  Fenomena El Niño Ancam Produksi Sawit, Begini Kata Pengusaha

“Memperkuat strategi operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, termasuk mengoptimalkan Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) sebagai instrumen moneter yang pro pasar,” tutupnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel berikutnya

Pertahankan suku bunga utama di 5,75% adalah alasan BI!

(pengusir hama/pengusir hama)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *