Tak Lagi Kuno dan Ketinggalan Zaman, Ini Peran Koperasi untuk Generasi Muda

Tak Berkategori128 Dilihat

Selasa, 8 Agustus 2023 – 23:33 WIB

JAKARTA – Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, tren koperasi di kalangan anak muda kini tengah mengalami kebangkitan. Lebih dari sekedar lembaga ekonomi tradisional, koperasi kini menjadi simbol gaya hidup modern yang menekankan pada kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab sosial.

Baca Juga :

Bahas One Piece, Prabowo Ingin Industri Kreatif Indonesia Maju dan Berkembang

Gaya hidup anak muda yang kini lebih mengedepankan konsep minimalis, keberlanjutan, serta kesadaran sosial, sejalan dengan prinsip-prinsip koperasi. Selain itu, fenomena ekonomi kolaboratif, seperti crowdfunding dan coworking spaces, semakin menunjukkan bahwa konsep kerja sama dan kolaborasi sangat sesuai dengan generasi saat ini. Scroll lebih lanjut ya.

Maka Generasi Peduli Koperasi Indonesia meminta seluruh pihak untuk menghentikan diskriminasi terhadap koperasi dengan memberikan label-label negatif. Beberapa label tersebut antara lain menyebut koperasi sebagai simbol pelanggaran, kecurangan, dan kuno.

Baca Juga :

4 Fakta Polisi yang Atur Lalu Lintas Cuma Buat Foto Terus Pergi, Supaya Kelihatan Kerja?

“Tidak adil kalau sedikit-sedikit disebut koperasi itu disebut identik dengan pelanggaran, kecurangan, penggelapan, dan hal-hal negatif lainnya. Yang namanya kecurangan itu ada dimana-mana, entah itu di perusahaan seperti perseroan dan firma, atau di BUMN dan BUMD, semua berpotensi ada pelanggaran. Begitu juga potensi pelanggaran ada di perbankan, atau lembaga keuangan lainnya,” kata Ketua Umum Generasi Peduli Koperasi Indonesia Dr Iqbal Alan Abdullah,MSc dalam keterangannya.

Baca Juga :

Sambut Hari Kemerdekaan, Karya Representasi Mimpi dan Visi Diluncurkan

Edukasi dan sosialisasi menjadi kunci untuk mengubah persepsi kuno tersebut. Maka menurutnya, apa yang dibutuhkan oleh koperasi di Indonesia saat ini adalah membangun optimisme, sebagaimana yang disampaikan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

“Kita butuh tokoh yang benar-benar memahami koperasi ini dan membangun optimisme bersama-sama. Kita harus mendorong koperasi-koperasi modern yang besar dan sehat sebagaimana di negara-negara lain. Jangan dikecilkan terus atau sedikit-sedikit dilabeli dengan kata pelanggaran atau kata negatif lainnya,” ujar Iqbal.

Halaman Selanjutnya

Source : ist



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *