Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erik Thohir mengatakan efisiensi perusahaan BUMN akan terus dijaga. Artinya, dia masih berencana menutup anak cucu perusahaan pelat merah yang dianggap tidak sehat.
“Kami tetap berkomitmen untuk menutup anak perusahaan BUMN yang tidak diperlukan lagi,” ujarnya saat rapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (14/9).
Saat ini, jumlah anak perusahaan dan badan usaha afiliasi BUMN sebanyak 173 unit. Kementerian BUMN akan mengkaji angka tersebut.
Eric mengatakan, hal ini perlu dilakukan agar anak cucu perusahaan yang sakit tidak menjadi beban bagi BUMN yang sehat.
Sebagai informasi, pada tahun 2019 jumlah BUMN sebanyak 113 perusahaan. Jumlah itu kemudian turun menjadi 41 perusahaan pada tahun lalu. Pengurangan jumlah BUMN ini dilakukan melalui pembentukan holding, merger, akuisisi, dan penutupan.
Sedangkan pada tahun 2020, Eric melaporkan BUMN memiliki 800 anak perusahaan dan anak perusahaan. Dengan demikian, dalam waktu kurang dari 3 tahun, jumlah anak cucu BUMN berkurang 78,4%.
Sedangkan pada tahun 2022, ketika jumlah BUMN beserta anak cucunya mengalami penurunan yang signifikan, laba BUMN tahun 2022 sebesar Rp304 triliun, meningkat 85,37% dibandingkan capaian tahun 2019.
Kementerian BUMN mencatat kontribusi terbesar diberikan oleh jasa keuangan. Bank pelat merah dengan laba bersih tertinggi adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yakni Rp 51,4 triliun. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan volume di atas Rp 40 triliun. Kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) senilai lebih dari Rp 18 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) senilai lebih dari Rp 3 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel berikutnya
Kabarnya Erik Thohir sehat, itu isi perut BUMN Karya.
(mx/mx)
Quoted From Many Source