Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten perusahaan teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) anjlok di bawah level psikologis Rp 70 per saham pada sesi I perdagangan Jumat (13/10/2023).
Hingga pukul 11.20 WIB, saham GOTO ambles 4,11% ke Rp 70 per saham. Bahkan, saham GOTO anjlok 6,85% ke Rp 68 per saham sekitar pukul 11.00 WIB. Saham GOTO berada di kisaran harga Rp 68-75 per saham pada sesi I hari ini.
Order book menunjukkan antrian beli mendominasi antrian jual. Total antrean aplikasi untuk dibeli atau dibeli mencapai 46 juta lot. Antrean pembelian terbesar adalah Rp 688 per saham mencapai 13 juta lot atau sekitar Rp 91 miliar.
Sedangkan total antrian penawaran atau penjualan mencapai 13 juta lot, dengan antrian penjualan terbesar di harga Rp73 per saham mencapai Rp1,9 juta atau sekitar Rp14 miliar.
Saham GOTO diperdagangkan sebanyak 22.584 kali pada sesi pertama hari ini dengan volume 3,28 miliar lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 234,82 miliar. Kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 84 triliun.
GOTO mencapai titik terendah sepanjang masa lagi (rendah sepanjang waktu/ATL) pada sesi I hari ini, dimana harga Rp 68 per saham menjadi nilai ATL terbaru. Sedangkan pada penutupan perdagangan kemarin, harga ATL berada di Rp 73 per saham.
Tak hanya itu, kapitalisasi pasar GOTO pun terus menyusut. Dari rekor tertinggi Rp 474 triliun pada Juni 2022 hingga saat ini, kapitalisasi pasar GOTO menyusut menjadi Rp 390 triliun.
Jatuhnya saham GOTO terjadi di tengah rencana perseroan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) ataupenempatan pribadimenerbitkan 17,04 miliar saham baru.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, akibat penerbitan saham baru GOTO, jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh setelahnyapenempatan pribadimencapai 1,2 triliun saham.
Investor dalam aksi korporasi ini adalah International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia. Investor GOTO tidak hanya IFC, tetapi juga perusahaan investasi Amerika, Franke & Company.
Nilai investasi aksi korporasi ini mencapai US$150 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Merujuk siaran pers yang dikeluarkan perseroan, IFC akan menyediakan dana sebesar US$125 juta, dan sisanya US$25 juta berasal dari Franke & Company.
Dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang, investasi yang dilakukan oleh lembaga pembangunan global besar ini bertujuan untuk mendorong inklusi dan keberlanjutan keuangan di Indonesia.
Presiden dan CEO GoTo Group Patrick Walujo mengatakan perjanjian yang diumumkan pada Selasa pekan lalu ini menegaskan kembali komitmen kita bersama untuk memperluas manfaat ekonomi digital dan menjawab tantangan perubahan iklim.
Investasi strategis IFC di GoTo juga mencerminkan visi bersama untuk memperluas akses dan peluang di Indonesia. Hal ini juga menegaskan posisi kepemimpinan GoTo dalam praktik lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) di kawasan ini, serta reputasi global IFC sebagai pelopor praktik terbaik ESG.
“Kami bangga dapat bermitra dengan IFC, pemimpin dalam keberlanjutan, selaras dengan tujuan bersama kedua belah pihak untuk memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat dan bumi,” jelas Patrick dalam siaran persnya, Selasa. (03/10/2023).
Mengenai dana dari penempatan pribadi Dana tersebut, sebagaimana telah disetujui sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada tahun 2023, akan digunakan untuk modal kerja GOTO dan anak perusahaannya, termasuk pengembangan inisiatif terkait kendaraan listrik dan inklusi keuangan.
RISET CNBC INDONESIA
[email protected]
Penolakan tanggung jawab: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berdasarkan pandangan Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca dan kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul akibat keputusan ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel berikutnya
Saham GOTO turun di bawah Rp 100. Apa yang terjadi?
Quoted From Many Source