Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah permasalahan masih menghantui perekonomian dan pasar keuangan Indonesia. Tantangan tersebut datang dari luar, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan perang antara Israel dan Hamas.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, dalam jumpa pers, Senin (30/10/2023).
Amerika Serikat (AS) akan terus melihat pertumbuhan positif hingga kuartal ketiga tahun 2023, sejalan dengan data tenaga kerja yang semakin kuat dan inflasi yang tinggi. Dengan demikian, potensi kenaikan suku bunga acuan AS masih besar.
“Hal ini menyebabkan aksi jual atau sell-off di pasar obligasi AS. Sejalan dengan meningkatnya ekspektasi, serta meningkatnya pasokan Treasury AS, dampak defisit di Amerika Serikat pun meningkat,” katanya.
Masalah selanjutnya adalah meningkatnya ketegangan geopolitik. Perang antara Israel dan Hamas terjadi menyusul perang antara Rusia dan Ukraina yang juga belum berakhir.
“Risiko geopolitik juga meningkat karena konflik di Gaza antara Israel dan Hamas dapat mengganggu perekonomian global secara signifikan, terutama dengan meningkatnya konflik di Timur Tengah,” jelas Mahendra.
Eropa masih berjuang dalam pemulihan ekonomi. Begitu pula dengan Tiongkok, perekonomiannya yang belum sesuai ekspektasi sehingga menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar di banyak negara yang menjadi mitra dagang utamanya.
“Pemulihan ekonomi Tiongkok tidak sesuai ekspektasi, sehingga menambah kekhawatiran terhadap perekonomian global,” tambahnya.
Rentetan permasalahan tersebut turut menyebabkan eksodus orang asing keluar negeri, termasuk Indonesia. Arus modal keluar yang kuat ini terjadi secara konsisten sejak minggu ke-4 September, terutama pada data transaksi 25-27 September 2023 yang menunjukkan penjualan bersih investor asing di pasar keuangan domestik sebesar Rp7,77 triliun, termasuk penjualan bersih sebesar 7,77 triliun. Rp 86 triliun di pasar SBN. jual bersih Rp 2,07 triliun di pasar saham dan beli bersih SRBI Rp 2,16 triliun.
Meski transaksi pada 23-26 Oktober 2023 menunjukkan asing memang mencatatkan arus masuk. Investor asing di pasar keuangan domestik mencatatkan beli bersih sebesar Rp1,04 triliun yang terdiri dari beli bersih di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp2,18 triliun, jual bersih di pasar saham sebesar Rp2,57 triliun, dan beli bersih sebesar Rp2,57 triliun. Rp 1,44 triliun pada Rupiah Securities.BI (SRBI)
Untuk pertama kalinya sejak minggu pertama September 2023, tercatat masuknya wisatawan asing. Laporan BI menunjukkan asing mulai mencatatkan penjualan bersih berturut-turut mulai Agustus 2023. Selama tiga bulan terakhir, asing hanya mencatatkan pembelian bersih dua kali dalam satu pekan, yakni pada awal September dan pekan keempat Oktober 2023 atau pekan lalu.
“Meningkatnya imbal hasil surat utang AS meningkatkan arus keluar dari emerging market, termasuk Indonesia. Volatilitas di pasar ekuitas, obligasi, dan valuta asing juga berada pada level tren,” kata Mahendra.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel berikutnya
Di Sini! Prediksi Bos BI Perekonomian, Inflasi dan Rupee Tahun 2024
(pengusir hama/pengusir hama)
Quoted From Many Source