Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan harga minyak mentah bisa melonjak hingga US$150 per barel jika kondisi perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas tak kunjung usai atau bahkan semakin parah. . tersebar luas.
Jokowi menambahkan, semua pihak harus waspada dan hati-hati. Pasalnya, lonjakan harga minyak dapat berdampak pada sisi fiskal dan moneter. Dari sudut pandang keuangan, lonjakan harga minyak dapat menyebabkan peningkatan anggaran subsidi bahan bakar. Selain itu, lonjakan harga minyak juga menyebabkan kenaikan inflasi yang tajam sehingga memerlukan penyesuaian kebijakan moneter.
“Saya cek kemarin, harga Brent masih US$89 per barel, tapi kalau… [perang] “Seperti yang saya sampaikan tadi, kami tidak paham bisa mencapai US$150,” kata Jokowi dalam pertemuan, Selasa (24/10).
Sebelumnya, harga minyak sempat naik signifikan akibat perang Rusia-Ukraina, dengan harga tertinggi mencapai US$129 per barel. Lonjakan harga ini terjadi ketika perekonomian dibuka lebih luas setelah pandemi dan potensi krisis pasokan akibat perang.
Kemudian, pada awal perang antara Israel dan Hamas, harga mental minyak dunia hampir mencapai US$100 per barel, atau tepatnya US$96,55 per barel.
Namun saat ini harga minyak dunia mulai mengalami penurunan. Pada perdagangan Senin (23/10/2023), harga minyak Brent turun 2,53% menjadi $89,83 per barel.
Harga minyak turun tajam pada hari Senin karena upaya diplomatik di Timur Tengah semakin intensif untuk mencoba membendung konflik antara Israel dan Hamas, sehingga mengurangi kekhawatiran investor tentang potensi gangguan pasokan.
Penurunan kemarin merupakan penurunan indeks terbesar kedua dalam satu hari sejak awal Oktober.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel selanjutnya
Gila! Harga minyak terus meningkat selama 5 minggu terakhir
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source