Jakarta, CNBC Indonesia – Sejak otoritas terkait mencabut izin Perusahaan Umum Daerah Bank Ekonomi Rakyat Karya Pemuda Indramayu (Perumda BPR KRI) pada 12 September 2023, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah membayar klaim penjaminan simpanan nasabah sebanyak 3 kali angsuran. Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan total pembayaran sekitar Rp 280 miliar dari 25.000 nasabah.
Dia menjelaskan, kegagalan BPR bukan disebabkan oleh kondisi perekonomian negara, melainkan karena permasalahan dalam mengelola bisnis perbankan. Menurut Purbhai, alasan BPR KRI mencabut izin usaha dan melikuidasi LPS karena adanya kesalahan pengelolaan di pihak pengelola.
LPS kemudian menyelidiki permasalahan yang menyebabkan kegagalan bank tersebut dengan melakukan penyelidikan terhadap bank tersebut. Artinya, jika ada pihak yang dengan sengaja merugikan bank sehingga bank tersebut bangkrut, maka LPS akan menggugat.
“Baik pengurus dan pemegang saham BPR atau siapapun yang misalnya melakukan kejahatan perbankan, kami akan terus mengejar mereka untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Harus ada efek jera agar kedepannya tidak terjadi lagi. Ke depan, kami juga berencana membangun sistem TI yang akan “membantu manajemen BPR di seluruh Indonesia memastikan pengelolaan bisnis perbankan yang baik,” kata Purbaya dalam keterangan resmi. pada Rabu (25/10/2023). .
Purbaya juga meninjau langsung proses pembayaran klaim garansi dan juga bertemu dengan nasabah BPR KRI di Indramayu, Jawa Barat pada Rabu (25 Oktober 2023).
Ia mengimbau nasabah yang belum memasuki pembayaran tahap I-III agar tetap tenang dan tidak khawatir, namun menunggu pengumuman pembayaran santunan penjaminan tahap selanjutnya.
Sebelumnya, Purbaya mengatakan, pihaknya menargetkan proses pembayaran seluruh jaminan selesai dalam waktu 90 hari kerja atau Januari 2024.
Sekadar informasi, BPR KRI memiliki aset perbankan Rp270,98 miliar, dana pihak ketiga Rp337,17 miliar, total 34.386 rekening, dan jaringan 21 kantor.
Sedangkan BPR ini merupakan BPR dengan jumlah rekening atau nasabah LPS terbanyak yang pernah dilayani sejak LPS beroperasi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel selanjutnya
Purbaya ‘sombong’ soal kekayaan LPS: tembus Rp 215 triliun pada 2023
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source