IHSG naik lebih dari 1% hingga mencapai 6900 lagi

Uncategorized15 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik lebih dari 1% pada awal sesi perdagangan Rabu 1 (15/11/2023) berkat rendahnya inflasi Amerika Serikat (AS).

Hingga pukul 09:02 WIB, saham IHSG menguat 1,18% ke 6.943,02. IHSG Terakhir akhirnya berhasil kembali menyentuh level psikologis 6900 di awal sesi I hari ini.

Sekitar 2 menit setelah pembukaan, nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 981,389 miliar dengan melibatkan 2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 71.374 kali.

IHSG menguat tajam mengikuti pergerakan pasar saham global menyusul rilis data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS) Oktober 2023.

Inflasi di AS turun menjadi 3,2% (tahun demi tahun/y/y) pada bulan Oktober 2023, turun dari 3,7% (y/y) pada bulan September dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,3%. Ini adalah pertama kalinya inflasi AS stabil dalam empat bulan terakhir.

Melemahnya inflasi didukung oleh turunnya harga energi, khususnya bensin. Harga energi turun 2,5% dalam sebulan, mengimbangi kenaikan indeks pangan sebesar 0,3%.

Data menunjukkan harga konsumen AS secara bulanan (dari bulan ke bulan/mtm) tidak berubah pada bulan Oktober karena masyarakat Amerika membayar lebih sedikit untuk bahan bakar dan kenaikan inflasi tahunan merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir.

Inflasi di Negeri Paman Sam yang kembali turun membuat kepercayaan pasar semakin besar Bank sentral AS (Federal Reserve) kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga.

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun depan juga berubah menyusul data yang dirilis tadi malam di AS.

Alat FedWatch CME menunjukkan bahwa 99,8% pelaku pasar melihat The Fed masih mempertahankan suku bunga pada bulan Desember mendatang. Artinya hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.

Baca Juga  Emiten Ratu Batu Bara RI (BSSR) ini ingin membagikan dividen sebesar US$60 juta

Optimisme ini jauh lebih tinggi dibandingkan akhir pekan lalu yang berkisar 87%. Pelaku pasar sudah memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 65% pada Mei 2024, turun dari 34% pada Senin lalu.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 untuk memerangi inflasi yang tinggi.

Melemahnya inflasi AS dan ekspektasi bahwa The Fed tidak akan melakukan hal tersebut hawkish segera menyebabkan jatuhnya dolar AS. Indeks dolar langsung turun ke 104,08 pada perdagangan Selasa pekan lalu, level terendah sejak 31 Agustus 2023, atau lebih dari dua bulan terakhir.

Melemahnya dolar menandakan pelaku pasar sedang masif menjual dolar AS dan mengalihkannya ke instrumen lain. Rupee mungkin akan kembali menjadi perhatian investor asing dan kembali menguat. Rupiah yang terus menguat juga akan berdampak pada pergerakan IHSG dan berpotensi menjadi salah satu penggeraknya.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel berikutnya

IHSG masih lesu, dibuka melemah 0,09%.

(bhd/bhd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *