Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat pada Rabu (15/11/2023) setelah data harga produsen AS turun sesuai ekspektasi pasar.
Dow Jones dibuka 0,20% lebih tinggi pada 34,896.86, S&P 500 dibuka 0,33% lebih tinggi pada 4,510.67 dan Nasdaq dibuka 0,38% lebih tinggi pada 14,148.05.
Indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi pada hari Rabu setelah penurunan harga produsen mendukung pandangan bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga, sementara saham Target melonjak setelah prospek yang optimis untuk kuartal liburan.
Menyusul laporan kemarin yang menunjukkan harga konsumen yang datar, Departemen Tenaga Kerja merilis laporan terpisah pada hari Rabu yang menunjukkan penurunan harga produsen AS yang tidak terduga pada bulan Oktober.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa indeks harga produsen turun 0,5% di bulan Oktober dari bulan September. Penurunan pertama sejak Mei dan terbesar sejak April 2020. Secara tahunan, harga produsen telah meningkat 1,3% sejak Oktober 2022, naik dari 2,2% pada bulan September dan merupakan kenaikan terkecil sejak Juli.
Tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, harga konsumen inti tidak berubah dari bulan September hingga Oktober dan naik 2,4% dari tahun sebelumnya. Kenaikan harga produsen inti dari tahun ke tahun merupakan yang terkecil sejak Januari 2021.
Harga komoditas grosir turun 1,4% dari bulan September hingga Oktober, didorong oleh penurunan harga bensin sebesar 15,3%. Biaya layanan tidak berubah.
Inflasi mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam empat dekade tahun lalu, mendorong Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 11 kali sejak Maret 2022.
Ketika biaya pinjaman meningkat, inflasi melambat tajam. Misalnya, inflasi grosir telah menurun dari tahun ke tahun sejak mencapai 11,7% pada Maret 2022. Pada hari Selasa, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa indeks harga konsumen untuk bulan Oktober tercatat sebesar 3,2%, lebih rendah dibandingkan periode September. 3. 0,7%. Namun, inflasi konsumen masih berada di atas target The Fed sebesar 2%.
Meskipun tingkat suku bunga lebih tinggi, perekonomian dan pasar tenaga kerja AS tetap tangguh. Kombinasi antara kuatnya perekonomian dan melambatnya inflasi telah meningkatkan harapan bahwa The Fed dapat menerapkan apa yang disebut soft landing, yakni menaikkan suku bunga secukupnya untuk mengendalikan inflasi tanpa menjerumuskan perekonomian ke dalam resesi.
The Fed belum menaikkan suku bunga acuannya sejak bulan Juli, dan banyak ekonom yakin kampanye kenaikan suku bunganya telah berakhir.
Penolakan tanggung jawab: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berdasarkan pandangan Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca dan kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel selanjutnya
Wall Street melemah tajam jelang data ekonomi AS
(melihat/melihat)
Quoted From Many Source