Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memuluskan koreksi pada akhir perdagangan Rabu (10 April 2023) setelah terkoreksi cukup kuat sepanjang perdagangan hari ini.
Saham IHSG ditutup melemah 0,78% pada 6.886,58. Meski koreksinya memendek, IHSG hari ini kembali ke level psikologis 6.800.
Dari sisi industri, saat ini yang “menyelamat” IHSG hanya sektor keuangan yakni 0,45%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Penerbit | Kode stok | Indeks poin | Harga terakhir | Perubahan harga |
Sinar Mas Multiartha | SMMA | 13.78 | 13.500 | 17,00% |
Bank Mandiri (persero) | BMRI | 4.67 | 6.125 | 0,82% |
Indofood CBP berkembang pesat | MCBP | 1.49 | 11 200 | 2,28% |
TelkomIndonesia | TLKM | 1.20 | 3780 | 0,27% |
Petrokimia Chandra Asri | TPIA | 0,66 | 2620 | 0,77% |
Sumber: Refinitif
PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) memberikan dukungan terbesar kepada IHSG pada akhir perdagangan hari ini dan berhasil memaksa IHSG memangkas koreksi hingga mencapai 13,78 poin indeks.
Sentimen negatif datang dari Amerika Serikat (AS) dimana peningkatan hasil (memanen) Obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali menjadi permasalahan pasar dan kembali menyebabkan penurunan pasar saham global.
Memanen Obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan naik 19 basis poin (bps) menjadi 4,821%, hampir menyentuh 5% dan merupakan level tertinggi sejak 2007.
Masih mengambang memanen Treasury muncul karena prospek era suku bunga tinggi tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat, sehingga menyebabkan pasar menjadi semakin gelisah.
Para penemu kini memperkirakan bahwa suku bunga bisa lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Biaya pinjaman yang lebih tinggi berdampak negatif pada dunia usaha dan konsumen.
Menurut Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, bank sentral tidak perlu menaikkan suku bunga lagi, namun kemungkinan akan memakan waktu lama sebelum penurunan suku bunga dianggap tepat.
Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia siap menaikkan suku bunga lagi, kemungkinan pada pertemuan bank berikutnya.
Sementara itu, ekspektasi pasar terhadap kebijakan ketat The Fed semakin kuat. Alat FedWatch menunjukkan bahwa sekitar 30,9% pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Di bulan November. Angka ini naik dibandingkan minggu lalu yang hanya 14%.
Di sisi lain, data menunjukkan lowongan pekerjaan AS meningkat secara tak terduga pada bulan Agustus, memicu kekhawatiran mengenai ketegangan pasar tenaga kerja menjelang laporan utama bulanan pekerjaan AS pada hari Jumat.
Jika data tenaga kerja di Negeri Paman Sam tetap cukup kuat, The Fed berpotensi tidak mengubah pendekatannya. merpati.
Apalagi, jika inflasi AS dalam beberapa bulan mendatang masih jauh dari target The Fed sebesar 2%, maka The Fed juga akan “teguh” mempertahankan posisinya. hawkish-miliknya.
RISET CNBC INDONESIA
[email protected]
Penolakan tanggung jawab: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berdasarkan pandangan Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca dan kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul akibat keputusan ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel berikutnya
4 saham ini membantu menahan koreksi IHSG, ada BCA dan GOTO Bank.
(bhd/bhd)
Quoted From Many Source